Pages

Wednesday, February 27, 2013

Ancaman Maut Di Keindahan Anak Gunung Kelud

Ancaman Maut Di Keindahan Anak Gunung Kelud

Anak Gunung Kelud itu tampak berwarna hitam pekat bagaikan gunungan gunungan batu bara.Bongkahan batu besar berserakan di sekitarnya. Bagi yang belum tahu, tentu tak pernah menyangka jika anak Gunung Kelud itu baru saja terbentuk sekitar lima tahun lalu.

Tempat yang sebelumnya berupa danau kawah Gunung kelud itu  sejak Gunung Kelud menunjukkan aktifitas vulkaniknya pada tahun 2007.
Begitu pula pada malam hari, Gunung Kelud ini juga menunjukkan pesona keindahannya ketika lampu-lampu penerangan dengan cahaya yang sangat kuat dan berwarna-warni menerpanya.

Namun di balik keindahannya itu, banyak pihak yang mengkhawatirkan dan menduga dengan adanya anak Gunung Kelud itu justru bisa menjadi ancaman maut. Karena potensi letusan yang jauh lebih besar bisa terjadi bila kelak Gunung Kelud ini meletus lagi di masa mendatang.

Sejak tahun 1586 hingga 1990, gunung Kelud  yang berada di ketinggi 1791 mdpl telah  meletus sebanyak 28 kali.  Hingga saat ini, gunung berapi aktif itu  masih dalam pengawasan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung (BVMBG), yang bermarkas di desa Sugih Waras yang berada di kawasan wisata gunung Kelud.
Fenomena Anak Gunung Kelud ini terjadi sejak akhir September 2007 ketika Gunung Kelud menunjukkan aktifitas Vulkaniknya.Aktifitas vulkanologi mulai meningkat dan berlanjut hingga November. 

 
Pada saat itu terjadi gempa-gempa tremor, suhu air danau awah meningkat dan warna berubah dari kehijauan menjadi putih keruh. BVMBG mengeluarkan status ‘awas’ (tertinggi). Penduduk yang tinggal di lereng gunung dalam radius 10 km (sekitar 135.000 jiwa) harus mengungsi. Tapi ternyata letusan tidak terjadi.
Pada  tanggal 3 November 2007, aktifitas Gunung Kelud kembali meningkat. Suhu air danau melebihi 74°C, jauh di atas gejala normal jika akan terjadi letusan, yaitu 40°C. alat pengukur suhu pun sampai rusak. 

Getaran gempa tremor dengan amplitude besar (lebih dari 35 mm) menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi. Namun kembali tidak terjadi letusan.
Muncul asap putih dari tengah danau, di ikuti munculnya kubah lava, yang terus tumbuh hingga melebar 100 meter. 
  

Pertumbuhan kubah lava itu kemudian berhenti pada ketinggian 250 meter dengan diameter 400 meter. Sebelumnya masih ada pergerakan ke atas (meninggi) dan ke samping (melebar).
Para ahli terus berpendapat, kubah lava inilah yang menyumbat saluran magma sehingga letusan tidak segera terjadi. 
 
Energi letusan di pakai untuk mendorong kubah lava sisa letusan tahun 1990. Lalu aktifitas pelepasan energi semakin berkurang, dan pada 8 November status Gunun Kelud di turunkan menjadi ‘siaga’.
Danau kawah Gunung Kelud yang seluas 24 hektar dan ada sebelumnya itu pun kini hanya tinggal sebagian kecil saja. Danau kawah itu telah  berganti wujudnya menjadi  anak Gunung Kelud. 


Ketika dalam masa tenang, pengunjung dapat melihat dan mengamati anak Gunung kelud itu dalam jarak yang lebih dekat. Bisa dengan melihatnya di gardu-gardu pandang, dibawah rimbunnya pepohonan atau di tepi tangga yang menjadi lintasannya.
Pada saat-saat tertentu seperti saat Ritual Larung Sesaji Bulan Sura pada beberapa waktu yang lalu, wisatawan bisa masuk dan berada di kawasan di bagian bawah anak gunung Kelud.


 

  
Share this article now on :

Post a Comment

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))