Ancaman Maut Di Keindahan Anak Gunung Kelud
Anak Gunung Kelud itu tampak berwarna
hitam pekat bagaikan gunungan gunungan batu bara.Bongkahan batu besar
berserakan di sekitarnya. Bagi yang belum tahu, tentu tak pernah
menyangka jika anak Gunung Kelud itu baru saja terbentuk sekitar lima
tahun lalu.
Tempat yang sebelumnya berupa danau
kawah Gunung kelud itu sejak Gunung Kelud menunjukkan aktifitas
vulkaniknya pada tahun 2007.
Begitu
pula pada malam hari, Gunung Kelud ini juga menunjukkan pesona
keindahannya ketika lampu-lampu penerangan dengan cahaya yang sangat
kuat dan berwarna-warni menerpanya.
Namun di balik keindahannya itu, banyak pihak yang mengkhawatirkan dan menduga dengan adanya anak Gunung Kelud itu justru bisa menjadi ancaman maut. Karena potensi letusan yang jauh lebih besar bisa terjadi bila kelak Gunung Kelud ini meletus lagi di masa mendatang.
Sejak tahun 1586 hingga 1990, gunung Kelud yang berada di ketinggi 1791 mdpl telah meletus sebanyak 28 kali.
Hingga saat ini, gunung berapi aktif itu masih dalam pengawasan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi Bandung (BVMBG), yang bermarkas di desa Sugih Waras yang berada di kawasan wisata gunung Kelud.
Fenomena Anak Gunung Kelud ini terjadi
sejak akhir September 2007 ketika Gunung Kelud menunjukkan aktifitas
Vulkaniknya.Aktifitas vulkanologi mulai meningkat dan berlanjut hingga
November.
Pada saat itu terjadi gempa-gempa tremor, suhu air danau awah meningkat dan warna berubah dari kehijauan menjadi putih keruh. BVMBG mengeluarkan status ‘awas’ (tertinggi). Penduduk yang tinggal di lereng gunung dalam radius 10 km (sekitar 135.000 jiwa) harus mengungsi. Tapi ternyata letusan tidak terjadi.
Pada saat itu terjadi gempa-gempa tremor, suhu air danau awah meningkat dan warna berubah dari kehijauan menjadi putih keruh. BVMBG mengeluarkan status ‘awas’ (tertinggi). Penduduk yang tinggal di lereng gunung dalam radius 10 km (sekitar 135.000 jiwa) harus mengungsi. Tapi ternyata letusan tidak terjadi.
Pada tanggal 3 November 2007, aktifitas Gunung Kelud kembali meningkat.
Suhu air danau melebihi 74°C, jauh di atas gejala normal jika akan
terjadi letusan, yaitu 40°C. alat pengukur suhu pun sampai rusak.
Getaran gempa tremor dengan amplitude besar (lebih dari 35 mm) menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi. Namun kembali tidak terjadi letusan.
Getaran gempa tremor dengan amplitude besar (lebih dari 35 mm) menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi. Namun kembali tidak terjadi letusan.
Muncul
asap putih dari tengah danau, di ikuti munculnya kubah lava, yang terus
tumbuh hingga melebar 100 meter.
Pertumbuhan
kubah lava itu kemudian berhenti pada ketinggian 250 meter dengan diameter 400 meter.
Sebelumnya masih ada pergerakan ke atas (meninggi) dan ke samping
(melebar).
Para ahli terus berpendapat, kubah lava
inilah yang menyumbat saluran magma sehingga letusan tidak segera
terjadi.
Energi letusan di pakai untuk mendorong kubah lava sisa letusan
tahun 1990. Lalu aktifitas pelepasan energi semakin berkurang, dan pada
8 November status Gunun Kelud di turunkan menjadi ‘siaga’.
Danau kawah Gunung Kelud yang seluas 24
hektar dan ada sebelumnya itu pun kini hanya tinggal sebagian kecil
saja. Danau kawah itu telah berganti wujudnya menjadi anak Gunung
Kelud.
Ketika dalam masa tenang, pengunjung dapat melihat dan mengamati anak Gunung kelud itu dalam jarak yang lebih dekat. Bisa dengan melihatnya di gardu-gardu pandang, dibawah rimbunnya pepohonan atau di tepi tangga yang menjadi lintasannya.
Pada saat-saat tertentu seperti saat Ritual Larung Sesaji Bulan Sura pada beberapa waktu yang lalu, wisatawan bisa masuk dan berada di kawasan di bagian bawah anak gunung Kelud.
Post a Comment