Pages

Thursday, October 18, 2012

Candi Surowono, Warisan Kerajaan Kediri

Candi Surowono, Warisan Kerajaan Kediri

Sebagai kawasan yang dulu merupakan wilayah kerajaan, Kabupaten Kediri memilki banyak peninggalan bersejarah. Salah satunya Candi Surowono  di Desa Canggu, Kecamatan Pare.

Candi Surowono merupakan salah satu objek wisata terkenal di Kota Pare Candiyang sudah dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara ini, memiliki keunikan berupa tujuh terowongan pada tempat berbeda, namun tidakjauh dari Candi Surowono. Di terowongan ini pengunjung dapat menikmati pemandangan alam sekitar atau menikmati panorama bawah tanah di dalam tujuh terowongan.

Keberadaan candi Surowono memang jauh dari jalan utama Pare. Selain itu, jalur ke sana juga belum dilengkapi penunjuk jalan. Hanya ada sebuah penunjuk di jalur utama kota. Jika diurut dari pusat kota, Candi Surowono terletak sekitar 28 kilometer sebelah Timur Laut Kota Kediri, atau 120 kilometer barat daya Kota Surabaya. Wilayah Pare berada pada jalur Kediri – Malang dan jalur Jombang – Kediri serta Jombang – Blitar.

Petugas candi, Sentani mengatakan, sulitnya menjangkau lokasi kerap diungkapkan pengunjung. Dia yakin jika ada petunjuk yang jelas, banyak wisatawan yang tertarik. “Saya harap pemerintah bisa membantu menyosialisasikan atau membuat rambu-rambu penunjuk arah,” katanya.

Meski demikian, kesulitan pengunjung akan terbayar dengan keindahan pemandangan di sepanjang jalan menuju lokasi: sawah yang terhampar luas, kolam pembibitan ikan milik warga, udara segar, ditambah sapa akrab masyarakat di Desa Canggu dan sekitarnya.

Di lokasi, wisatawan akan langsung tertuju pada bongkahan batu-batu andesit yang tertata rapi di halaman candi. Bongkahan batu ini berjajar seolah tanpa arti. “Itu adalah bekas bangunan candi yang telah lama runtuh. Seperti pada bagian atap yang sudah runtuh dan tak berbentuk lagi,” kata Sentani.

Ya, memang bentuk bangunan candi ini seperti adanya sekarang, yang utuh hanya tinggal kaki dan tubuhnya. Bagian atapnya juga sudah rusak dan runtuh. Candi ini dibangun dengan menggunakan batu andesit berpori, bagian pondasinya menggunakan batu bata merah sedalam 30 cm dari permukaan tanah menghadap ke barat.

SEJARAH

Candi Surowono menyimpan sejarah Raja Wengker. Dia merupakan salah satu raja bawahan selama pemerintahan Raja Hayam Wuruk dari kerajaan Majapahit. Bentuk bangunan candi berupa bujur sangkar berukuran 8 x 8 meter diperkirakan dibuat pada abad 15, sekitar tahun 1400 masehi. Candi yang dibangun dengan latar belakang agama Hindu ini, merupakan pendharmaan dan tempat bersuci Bhre Wengker atau dikenal dengan nama Raja Wengker.

Di dalam Kitab Negarakertagama diceritakan biasanya pendarmaan dilakukan setelah 12 tahun seorang raja meninggal dunia setelah upacara Srada. Raja Wengker meninggal pada tahun 1388 Masehi, atau 12 tahun sebelum dibangunnya Candi Surowono yang berperhiaskan reliefdi seluruh bangunan.

Bangunan Candi Surowono berdenah bujur sangkar, berukuran 7,8 meter X 7,8 meter dan tinggi 4,72 meter. Secara vertikal arsitekturnya terdiri dari bag ian kaki dan tubuh yang juga terbuat dari batu andesit.

Candi ini memiliki banyak keunikan dari segi arsitektur maupun relief, yang menggambarkan cerita A~una Wiwaha, Bubhuksah, Gagang Aking, dan Sri Tanjung. Relief Arjuna Wiwaha begitu dominan dengan berbagai bingkai, tetapi di beberapa tempat terganggu oleh Sri Tanjung Bubuksha dan cerita yang muncul di sudut pada panel vertikal. Panel yang dianggap. bag ian dari awal cerita sampai diidentifikasikan 1939.

Warga setempat, Sudirman mengaku keberadaan kolam dan terowongan itu menjadi satu cerita dengan Candi Surowono. “Konon kolam itu dulunya jadi tempat pemandian para selir kerajaan, sedangkan terowongan adalah jalan pintas dari candi menuju kolam pemandian. Tapi entah kebenarannya,” tuturnya.

KEDIRI

Kabupaten Kediri memang merupakan daerah tujuan wisata. Letaknya strategis menghubungkan kabupaten dan kota di Jawa Timur bagian Barat. Selain Candi Surowono, wisatawan dapat mengunjungi Wisata Gunung Kelud, Air Tejun Dolo, Gereja Pohsaran, Petilasan Sri Aji Joyoboyo, serta Candi Tegowangi. Oaya tarik lain adalah upacara adat satu Suro di Pamuksan Sri Aji Joyoboyo yang terkenal dengan karya sastranya “Jongko Joyoboyo”.

Saat ini pemerintah setempat terus mengembangkan potensi wisata Kediri, antara lain Monumen Simpang Lima Gumul dan kawasan pusat perdagangan yang diharapkan sebagai ikon Kabupaten Kediri. Berkat keseriusannya, Kabupaten Kediri masuk The Best Ten Anugerah Pariwisata Jatim untuk kategori pemerintah daerah yang memberikan atensi besar terhadap pembangunan sektor pariwisata di daerahnya.

Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: POTENSI JAWATIMUR, EDISI 3, TAHUN  X/2010, hlm. 16
Share this article now on :

Post a Comment

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))